Senin, 21 Juni 2021

Konsep Berpikir Sejarah Sinkronik dan Diakronik

Konsep Berpikir Sejarah Sinkronik dan Diakronik

Konsep Berpikir Sejarah Sinkronik dan Diakronik - Metode berpikir diakronik merupakan metode berpikir yang kronologis( urutan) dalam menganalisis sesuatu kejadian. Kronologis sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti chronos( waktu) serta logos( ilmu) yang berarti kronologi merupakan ilmu tentang waktu. Tujuan pengunaan kronologi di dalam sejarah merupakan buat menjauhi kerancuan waktu di dalam sejarah.

Kronologi merupakan urutan- urutan waktu tentang catatan kejadian- kejadian. Menguasai kronologi di dalam kejadian sejarah bisa menolong merekonstruksi kembali sesuatu kejadian yang sudah terjalin di masa kemudian bersumber pada urutan waktu secara pas. Tidak hanya itu pula bisa menolong buat menyamakan kejadian- kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang mempunyai keterkaitan dengan rangkaian kejadian yang lagi diamati. Sehingga metode berpikir sejarah yang diakronik pula dikira berpikir dalam lintas waktu( time trajectory).

Sejarah merupakan ilmu diakronik, di mana sejarah mementingkan proses, serta sejarah hendak membicarakan sesuatu kejadian tertentu yang terjalin pada sesuatu tempat tertentu cocok dengan urutan waktu terbentuknya kejadian. Dengan memakai pendekatan diakronik, sejarah berupaya buat melaksanakan analisis sesuatu evolusi/ pergantian dari waktu ke waktu, yang membolehkan seorang buat bisa memperhitungkan kalau pergantian itu terjalin di sejauh waktu.

Oleh sebab ilmu sejarah bertabiat diakronik hingga yang jadi ulasan di dalam sejarah merupakan peristiwa- peristiwa yang dirasakan oleh manusia di masa kemudian, saat ini serta masa yang hendak tiba. Sehingga dapatlah dikatakan kalau apa yang dirasakan oleh manusia tidak bertabiat statis, melainkan bertabiat dinamis, terus hadapi pergantian dari waktu ke waktu, berganti, tumbuh, berkesinambungan, apalagi terjalin pengulangan. Perihal ini terjalin oleh sebab manusia selaku pelakon utama dari gerak sejarah yang mempunyai watak dinamis. Watak dinamis manusia seperti itu yang menjadikan peristiwa- peristiwa sejarah juga pula bertabiat dinamis( berubah- ubah).

Tidak hanya lewat metode berpikir diakronik, berikutnya ada metode berpikir sejarah secara sinkronik. Butuh dikenal kalau sesuatu kejadian sejarah yang sama, bisa pula direkonstruksi dengan metode berpikir sinkronik. Berpikir sinkronik ialah menyertakan metode berpikir ilmu- ilmu sosial ialah melebar dalam ruang, dan mementingkan struktur dalam satu kejadian.

Sinkronik berasal dari bahasa Yunani ialah syn( dengan) serta chronos( waktu) yang berarti dengan waktu. Berpikir sejarah secara sinkronis ialah mempraktikkan metode berpikir yang meluas dalam ruang, tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronik pula dimaksud selaku seluruh suatu yang mempunyai keterkaitan dengan kejadian yang terjalin pada sesuatu periode tertentu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu- ilmu sosial. metode berpikir sinkronik lebih membagikan penekankan pada struktur, yang berarti meluas dalam ruang.

Pendekatan sinkronik menganalisa sesuatu kejadian pada dikala tertentu, titik senantiasa pada waktunya. Perihal ini dimaksudkan tidak berupaya buat membuat kesimpulan tentang pertumbuhan kejadian, namun cuma menganalisis sesuatu keadaan tertentu. Sebutan memanjang dalam waktu itu meliputi pula indikasi sejarah yang terdapat didalam waktu yang panjang itu.

Kajian sejarah yang mempraktikkan metode berpikir sinkronik mempunyai uraian selaku menekuni kejadian sejarah dengan seluruh aspeknya pada masa ataupun waktu tertentu secara perinci ataupun mendalam. Konsep sinkronik di dalam sejarah menekuni, mengkaji, pola- pola, indikasi serta kepribadian dari suatu kejadian sejarah pada waktu tertentu.